Gunung
kelud merupakan sebuah gunung berapi yang terletak di Kecamatan Ngancar,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 1.730
meter di atas permukaan air laut. Meskipun telah puluhan kali meletus dan
memakan relative banyak korban jiwa sejak abad ke-15 sampai abad ke-20, gunung
api ini menjadi salah satu objek wisata menarik di daerah itu karena keindahan
panorama alamnya.
Gunung Kelud dengan
anak Gunung Kelud-nya yang fenomenal kini menjadi salah satu andalan sekaligus
primadona obyek wisata alam Kabupaten Kediri. Gunung Kelud memiliki tiga
puncak, yaitu Puncak Gajah Mungkur di sisi Barat, Puncak Kelud di sisi Timur
Laut dan Puncak Sumbing di sisi Selatan. Panorama alam di sekitarnya sangat
bagus. Pemandangan matahari terbit di kawasan ini memiliki keunikan, yaitu
dengan bias pelangi di sekeliling bola matahari.
Untuk bisa menikmati
obyek wisata di kawasan ini diperlukan kaki yang kuat untuk menempuh banyak
anak tangga. Mendaki ke Puncak Gajah Mungkur, pengunjung harus mendaki 492 buah
anak tangga. Sedangkan untuk ke aliran air panas kurang lebih ada 1.000 buah
anak tangga. Aliran air panas ini mengandung belerang. Biasanya digunakan untuk
sekadar merendam kaki untuk menghilangkan pegal-pegal. Namun, pengunjung harus
jeli untuk memilih tempat yang berair tidak terlalu panas.
LEGENDA GUNUNG KELUD DAN DEWI KELUD
GUNUNG Kelud menurut legendanya bukan berasal dari gundukan
tanah meninggi secara alami. Seperti Gunung Tangkuban Perahu di Jawa
Barat,Gunung Kelud terbentuk dari sebuah pengkhianatan cinta seorang putri bernama
Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti mahesa Suro dan Lembu Suro. Kala itu,
Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan kecantikannya
dilamar dua orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena
yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala
kerbau bernama Mahesa Suro.Untuk menolak lamaran tersebut,Dewi Kilisuci membuat
sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua
sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya
harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam
berkokok.
Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro,
sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerja semalaman, kedua-duanya menang
dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi
Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus
membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis
dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur. Terpedaya oleh rayuan
tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu
mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit
Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan
Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan.
ÓYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku.
Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung. (Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan
balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi
danau. Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak
supah itu yang disebut Larung Sesaji.
Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau
oleh masyakat Sugih Waras. Tapi khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja
digebyarkan oleh Bupati Kediri untuk meningkatkan pamor wisata daerahnya. Pelaksanaan acara
ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
untuk datang ke Kediri. Bagaimanapun aktivitas Gunung Kelud dengan segala
pernak perniknya menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Kediri.
Masuk Terowongan Lokasi Larung Sesaji ini sebenarnya tidak
jauh, hanya sekitar 500 meter. Namun karena medannya naik turun,maka bisa
membuat kaki kepenatan. Apalagi iring-iringan peserta upacara harus memasuki
sebuah terowongan Gresco 2 yang diameternya sekitar 4 meter. Menariknya, kondisi
terowongan
yang
gelap gulita itu hanya dihiasi lampu petromaks dan lilin pada saat pelaksanaan
larung sesaji. Terowongan yang membelah lereng Gunung Kelud ini panjangnya
sekitar 200 meter. Kondisinya sangat mirip Tunnel Migbay Los Angeles yang cukup
popular karena pernah menjadi ikon event pembuatan film King Kong produksi
Hollywood. Begitu keluar dari terowongan ini, maka terlihatlah pemandangan
indah kawah Gunung Kelud yang berwarna kehijau-hijauan. Air kawah seluas 12 Ha
posisinya diapit 3 Gunung yakni Gunung Kelud, Gajah mungkur dan Sumbing begitu
indah dan memesona. Pintu keluar terowongan menggunakan jalan setapak di atas
tanah keras bebatuan, dengan menuruni tangga trapping beton kira kira 100
meter. Yang menarik, ketika kita memasuki bibir kawah Gunung Kelud peserta
Larung Sesaji tidak boleh menggunakan alas kaki.
Maksud Larung Sesaji ini sebagai tanda rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
Lereng Gunung Kelud tepatnya berbagai sumber)
Kawasan Gunung Kelud terletak kurang lebih 35 Km dari kota Kediri atau
120 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur Surabaya. Termasuk gunung api aktif
dengan ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpl). Panorama
pegunungan indah yang alami dan udara sejuk membuat wisatawan kerasan
berlama-lama di kawasan ini.
Obyek Wisata Kelud sangat cocok bagi mereka yang berjiwa
petualangan (adventure). Di antara panjat tebing, lintas alam, camping ground.
Bahkan baru-baru ini dijadikan check point rally mobil nasional 2006. Jalan
menuju Gunung Kelud sudah hotmiks dan dapat dilalui segala jenis kendaraan.
Akan tetapi sebaiknya jangan menggunakan mobil sedan, karena 3 km menjelang
masuk pintu gerbang terdapat tanjakan yang cukup terjal, yakni kemiringan 40 derajat yang panjangnya
sekitar 100 meter. Gunung Kelud hingga kini telah mengalami 28 kali letusan
yang tercatat mulai tahun 1000 sampai 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar