Seindah surga. Itulah kesan pertama ketika perahu kecil yang YogYES
tumpangi mulai mendekati Pulau Cemara Besar. Langit biru yang cerah,
perahu-perahu nelayan yang sesekali berpapasan, serta jernihnya air laut dengan
gradasi warna ungu dan biru muda tak henti mengundang decak kagum. Pulau kecil
yang dibingkai pantai berpasir putih dengan latar belakang hutan cemara begitu
kontras dengan warna biru laut di sekelilingnya.
Mendadak perahu berhenti. Tunggu dulu, daratan kan masih jauh
di depan sana? Ternyata lepas pantai ini adalah lokasi snorkeling kami.
Bagian laut berwarna biru muda tak begitu dalam sehingga cocok sebagai tempat
untuk sekedar main air atau belajar berenang. Dasarnya berupa pasir putih yang
lembut, terlihat jelas dari atas perahu. Beberapa kelompok ikan kecil sesekali
melintas.
Berenang ke perbatasan perairan yang berwarna keunguan, tanda
kedalaman semakin bertambah, keindahan terumbu karang berbagai bentuk dan warna
mulai menyapa. Indonesia adalah negara dengan total luas terumbu karang sekitar
51.000 km persegi atau 18% dari seluruh terumbu karang di dunia (The Nature
Conservancy). Mulai dari table coral yang sekilas mirip jamur raksasa, brain
coral, staghorn coral yang mulai terancam punah, hingga terumbu karang
kecil berwarna-warni mirip buah berry dengan alga hijau di sekelilingnya
membuat dasar laut terlihat begitu indah.
Di tengah taman terumbu karang ini, kerapu kuning berbintik
hitam, gerombolan ikan kecil cantik berwarna hitam dan hijau kebiruan, serta
berbagai jenis ikan lainnya terlihat berenang ke sana kemari. Tengah asyik
mengagumi keindahan taman laut luar biasa ini, mendadak muncul seekor ikan
buntal. Wah, kaget juga melihat jenis ikan dari keluarga Tetraodontidae
ini.
Daratan Pulau Cemara Besar tidak kalah cantik dengan
keindahan surga bawah lautnya. Perairan dangkal tidak memungkinkan perahu untuk
merapat sehingga satu-satunya cara adalah berjalan kaki untuk mencapai pantai.
Pasir putih yang sangat lembut terhampar di sepanjang garis pantainya. Pulau
kecil seluas 3,5 hektar ini tidak berpenghuni dan hanya berisi hutan cemara.
Kicau merdu burung seolah memanggil untuk menjelajahi hutan perawan ini. Namun
sayang, guide lokal tidak mengijinkan dan hanya memperbolehkan YogYES
untuk berjalan mengelilingi pulau menyusuri garis pantainya. Meski penasaran,
YogYES cukup puas menikmati keindahan pantai yang sebagian besar merupakan
padang lamun tempat berkembangbiaknya udang dan ikan. Gosongan pasir putih yang
menjorok ke laut menjadi tempat yang tepat untuk sunbathing dan
menikmati keheningan alam yang begitu menenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar